Eratani Raih Pendanaan Seri A Senilai 6,2 Juta USD, Dorong Masa Depan Revolusi Pertanian Indonesia

3 minutes reading
Thursday, 17 Apr 2025 02:00 0 5 Admin

Di tengah menurunnya pendanaan startup secara signifikan di Indonesia, Eratani berhasil mengumpulkan pendanaan Seri A senilai 6,2 juta USD atau setara dengan Rp105 miliar, yang dipimpin oleh Clay Capital dengan partisipasi dari TNB Aura, SBI Ven Capital, AgFunder, Genting Ventures, dan IIX.

Pendanaan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemampuan Eratani dalam mentransformasi sektor pertanian padi di Indonesia, sekaligus mendukung percepatan target swasembada pangan nasional pada tahun 2027, yang menjadi salah satu prioritas utama pemerintah Indonesia.

Memberikan Dampak Nyata dalam Skala Besar

Sejak didirikan pada tahun 2021, Eratani telah membuktikan dampak nyata melalui platform end-to-end yang dirancang khusus untuk petani kecil di sektor padi: 

Memberdayakan lebih dari 34.000 petani di Jawa dan Sulawesi, banyak di antaranya memperoleh akses pendanaan resmi untuk pertama kalinya.

Meningkatkan proses budidaya pada lebih dari 13.000 hektar lahan pertanian padi.

Meningkatkan rata-rata hasil panen sebesar 29% dan pendapatan petani hingga 25% pada tahun 2024.

Memproduksi lebih dari 112.000 ton beras dan gabah, memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Di Eratani, kami membuktikan bahwa dampak ekonomi dan sosial dapat berjalan beriringan dengan keberlanjutan lingkungan,” ujar Andrew Soeherman, Co-founder dan CEO Eratani. “Fokus kami bukan pada ekspansi yang serba cepat, melainkan pada pembangunan fondasi yang kokoh agar kami dapat tumbuh secara strategis, menciptakan nilai jangka panjang bagi para petani dan ekosistem pertanian, serta mendukung upaya ketahanan pangan Indonesia.”

Menyatukan Ekosistem yang Terfragmentasi

Eratani menghadirkan solusi bagi tantangan mendasar dalam sektor pertanian padi di Indonesia dengan menghubungkan pemangku kepentingan yang sebelumnya terpisah, sekaligus memberikan dukungan menyeluruh di setiap tahap siklus pertanian. Melalui platform digitalnya, Eratani memungkinkan petani kecil mengakses pendanaan yang terjangkau, input pertanian berkualitas tinggi, layanan konsultasi agronomi, serta peluang pasar yang lebih luas.

Bambang Cahyo Susilo, Co-founder dan CFO Eratani, menekankan bahwa digitalisasi adalah kunci keberhasilan. “Dengan memanfaatkan wawasan berbasis data, kami dapat mengelola risiko dengan lebih efektif dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih cerdas di lapangan. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memperkuat ekosistem pertanian yang lebih tangguh saat kami memperluas jangkauan ke wilayah-wilayah strategis di seluruh Indonesia.”

Mengubah Komoditas Pokok Menjadi Peluang Dampak yang Dapat Diukur

Beras merupakan makanan pokok bagi lebih dari setengah populasi dunia, menyumbang lebih dari 70% asupan kalori harian di banyak negara berkembang. Namun, beras juga merupakan salah satu komoditas yang paling merusak lingkungan. Sawah yang tergenang menyumbang sekitar 1,5–2% dari total emisi gas rumah kaca global—setara dengan emisi dari seluruh sektor penerbangan—dan hampir setengah dari seluruh emisi lahan pertanian. Selain itu, beras memiliki konsumsi air yang sangat tinggi, memerlukan 3.000 hingga 5.000 liter air per kilogram—dua hingga tiga kali lebih banyak dibandingkan komoditas pangan utama lainnya.

Melalui ragam inovasi yang berfokus pada fondasi ekosistem dan keberlanjutan, Clay Capital, sebagai investor utama, menekankan keunggulan Eratani di pasar:

“Eratani meredefinisi apa yang bisa dicapai oleh petani kecil di Indonesia,” ujar Gerard Chia, Partner di Clay Capital. “Sebagai penghubung dalam ekosistem pertanian padi yang sangat terfragmentasi, model terintegrasi dan berorientasi pada petani yang diterapkan Eratani membedakannya dari platform agritech pada umumnya. Selain meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas petani, Eratani memiliki potensi untuk mendorong perubahan sistemik melalui praktik pertanian berkelanjutan dan membuka peluang baru bagi petani seiring berkembangnya pasar karbon.”

Dengan pendanaan baru ini, Eratani bertujuan untuk mempercepat penerapan teknologi modern, termasuk alat pertanian presisi, mekanisasi lahan, dan praktik budidaya berkelanjutan. Inovasi-inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas, sekaligus mendukung target iklim dan keberlanjutan Indonesia secara nasional.

Artikel ini juga tayang di vritimes

LAINNYA